HIJAIYAH TAK KENAL USIA
Pada hari Minggu, 21 November 2020, SAKA Widya Budaya Bakti melaksanakan kegiatan bakti sosial kepada masyarakat di Dusun Gebang, RT 04 RW 03, Walikukun yang berlangsung di rumah salah satu warga setempat. Kegiatan ini dilakukan pukul 08.00 WIB – 10.00 WIB. Pengadaan kegiatan ditujukan sebagai salah satu cara untuk melakukan bakti kepada masyarakat sekitar dan agar para anggota Saka Widya Budaya Bakti berlatih berdedikasi kepada masyarakat .
Bakti sosial kali ini memfokuskan kepada pengajaran cara membaca Al-Qur’an untuk para manula. Kegiatan ini dipilih dikarenakan di sana mayoritas penduduknya adalah beragama Islam dan banyak penduduk usia lanjut yang tak mengerti mengenai bagaimana cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk memberikan kesempatan belajar tentang bagaimana cara untuk membaca huruf-huruf Hijaiyah Al-Qur’an dengan baik dan benar supaya mereka bisa mengamalkannya dalam aktivitas sehari-hari.
Kegiatan ini berlangsung dengan sangat menyenangkan dikarenakan masyarakat sekitar memberikan respon yang sangat baik kepada kami. Dapat dilihat di sana mereka sangat senang ketika menyambut kedatangan kami dan mereka juga sangat bersemangat saat belajar Al-Qur’an. Pertama hal yang kami lakukan bersama mereka adalah memperkenalkan diri kami masing-masing beserta maksud kedatangan kami kesana dan juga mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan. Setalah itu, kami belajar tentang bagaimana cara membaca huruf-huruf Hijaiyah dengan baik dan benar, lalu dilanjutkan dengan menulis huruf-huruf Hijaiyah, kemudian belajar membaca surat-surat pendek di Al-Qur’an dan menjelaskan keutamaan membaca dan mengamalkannya seperti akan menjadi manusia yang terbaik, dikumpulkan bersama para malaikat ketika diakhirat nanti, penerima syafa’at di hari kiamat, menjadi ladang pahala, kedua orang tuanya mendapatkan mahkota ketika di surga, dan masih banyak lagi.
Kegiatan ini berlangsung dengan sangat menyenangkan di penuhi dengan canda tawa. Selain itu, setelah kegiatan selesai kami juga saling berbagi cerita bersama dengan mereka. Di situ mereka memberikan pesan kepada kami bahwa umur kami masih muda sehingga kami harus menggunakan kesempatan ini untuk belajar dengan baik agar bisa menjadi sukses dan bisa membantu orang lain di masa depan, agar kami nanti tidak akan menyesal ketika sudah di masa tua.
Setelah selesai berbagi cerita,
kami memberikan bantuan sedikit sembako, kepada mereka. Dan mereka menerimanya dengan senang hati lalu kami pun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada mereka karena telah mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Lalu, kami pun berpamitan kepada masyarakat sekitar dengan diiringi tangis kebahagian kerena telah diberikan sebuah pengalaman yang tak terlupakan ini.
Walaupun mungkin, banyak orang yang berfikir bahwa sudah terlambat bagi mereka untuk belajar Al-Qur’an di usia yang tak terbilang muda lagi dan itu akan menjadi hal yang sia-sia untuk dilakukan. Tetapi hal itu, tidak mematahkan semangat kami untuk melanjutkan kegiatan ini dikarekan mereka memberikan antusiasnya yang begitu besar untuk mengikuti kegiatan ini dan hal itu pula yang membuat kami
menjadi semakin bersemangat.
Dengan adanya kegiatan ini membuktikan bahwa umur tidak membatasi seseorang untuk belajar selagi kita memiliki niat dan kemaun yang kuat untuk melakukannya apalagi yang kita pelajari adalah ilmu agama. Maka dari itu, tak ada alasan untuk tidak belajar walaupun di usia senja. Yang kemudian hal ini ditegaskan oleh hadist yang berbunyi “Tuntutlah ilmu dari buaian samapai liang lahat” dari kitab Qimah az-Zaman ‘inda al-‘Ulama hal 30 milik Syaikh ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah dan juga pada pengakuan negara seperti tertuang dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 tenntang penegasan pendidikan seumur hidup yang dikemukakan dalam pasal 10 ayat 1.
Dari kegiatan ini kami mendapat banyak sekali pengajaran yang tak terlupakan yaitu bahwa umur adalah salah satu anugerah terindah yang Tuhan berikan kepada kita. Oleh sebab itu, kita harus memanfaatknnya dengan baik. Jangan hanya terfokus kepada keindahan dunia saja tetapi kita juga harus menyiapkan amalan baik untuk ke akhirat nanti agar kita tidak menyesal pada akhirnya.
DAFTAR
PUSTAKA
BIODATA PENULIS
Penulis dilahirkan di Ngawi, 08 Desember 2003. Penulis biasa dipanggil dengan nama ‘Giskha’dan memiliki nama lengkap Giskha Yuanita Devita Sari, dan merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Penulis telah menempuh pendidikan formal yaitu di TK Dharma Wanita Mengger, SD Negeri Mengger 1, dan SMP Negeri 2 Karanganyar. Setelah lulus dari SMP Negeri 2 Karanganyar pada Tahun 2018, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Widodaren dengan mengambil jurusan IPA.
#jatimguyub #Peransakajatim2020 #lombaartikelsaka2020