in ,

Kampung Kelir Pramuka 2019

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam Pramuka!

Jika kalian anak Pramuka, pasti kegiatan FWKKP tidak asing lagi di telinga kakak-kakak semua. Karena kegiatan ini adalah kegiatan yang sangat rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Oke, saya akan  menjelaskan apa itu FWKKP. FWKKP adalah singkatan dari Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka. FWKKP sendiri adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh para Pramuka Penegak untuk memiliki jiwa peduli terhadap sosial dan lingkungan di sekitarnya. Dengan adanya FWKKP ini, khususnya para Pramuka Penegak di Provinsi Jawa Timur dapat mengembangkan potensi masyarakat agar bisa peduli terhadap lingkungan, serta menanamkan jiwa gotong-royong. Tujuan dari kegiatan FWKKP ini yaitu terciptanya lingkungan masyarakat yang bersih dan sehat, meningkatkan potensi wilayah yang dijadikan tempat kegiatan, Pramuka Penegak mampu menjadi patriot lingkungan di daerahnya masing-masing, terwujudnya sinergitas masyarakat dengan Pramuka yang diwujudkan dalam karya bakti, serta semakin tumbuh rasa tanggung jawab dan kesadaran terhadap lingkungan. Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka tahun 2019 adalah kegiatan FWKKP yang ke-3.

Di artikel kali ini, saya akan meliput serta berbagi pengalaman kegiatan Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka (FWKKP) di Zona 9 yang dilaksanakan di dekat Air Terjuan Suwono Indah Park yang berada di Desa Hargomulyo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Festival Wiakarya Kampung Kelir Pramuka tahun ini dilaksanakan di 11 zona. Salah satunya di Kota Ngawi yang diikuti oleh empat kontingen kota. Terdapat Kota Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan pastinya Kota Ngawi sebagai tuan rumah dalam acara FWKKP di Zona 9 ini. FWKKP di Zona 9 dilaksanakan pada tanggal 19 – 22 Maret 2019.

Keadaan tempat pelaksanaan kegiatan Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka Zona 9 di Kota Ngawi sangatlah sejuk, dengan pemandangan pegunungannya yang sangat indah dan mempesona. Di kanan-kiri jalan saat menuju ke lokasi tempat kegiatan, kita disambut oleh rimbunnya pepohonan, lading sawah yang membentang, serta keramahan warga di daerah setempat lokasi kegiatan. Tidak hanya itu, jalan yang menanjak menjadi teman kita saat berkegiatan FWKKP di Zona 9. Akan tetapi, rasa lelah dan penat tidak terasakan, karena suasana hati yang senang ditambah dengan bertemunya kakak-kakak Pramuka Penegak dari berbagai sekolah bahkan dari luar kota.

Kali ini, kelompok saya berkegiatan bakti pengecatan di Desa Nglencong yang terdapat di paling ujung desa di sebelah Barat Laut dari panggung utama. Homestay kelompok saya berada di rumah nomor 1 atas nama Bapak Aminoto, bersama dengan kontingen putra dari SMAN 1 Kasiman. Namun, kelompok saya melaksanakan bakti pengecatan di rumah nomor 2 atas nama Bapak Zahri bersama dengan kontingen putri dari SMAN 4 Bojonegoro.

Pada hari pertama, pada pukul 09.00 WIB, kelompok saya melakukan registrasi di panitia. Setelah itu, kami langsung menuju homestay yang telah ditentukan. Kurang lebih pukul 09.30 WIB, ketua pimpinan sangga dikumpulkan untuk melaksanakan technical meeting serta mengikuti pembekalan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pembekalan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta pembekalan dari BKKBN Kota setempat. Pada pukul 11.00 WIB, ketua dan wakil ketua pimpinan sangga dikumpulkan di gudang cat untuk diberikan perlengkapan alat cat dan sosialisasi mengenai bakti pengecatan. Setelah itu, tuan rumah menawarkan kami untuk makan siang terlebih dahulu sebelum melaksanakan bakti pengecatan. Sekitar pukul 13.00 WIB, bakti pengecatan mulai dilaksanakan. Setiap rumah memiliki dua macam warna yang berbeda. Cat warna pertama diberikan pada bakti pengecatan di hari pertama.  Keseruan kami dalam melakukan bakti pengecatan sangatlah menyenangkan, canda tawa keluar dari masing-masing anggota mengisi kebisingan hujan pada siang itu. Saat beristirahat sejenak, Ibu Zahri memberikan kami teh hangat sebagai penghangat tubuh di kala hujan sedang turun dengan derasnya. Selesainya bakti pengecatan pada hari pertama kurang lebih pukul 17.00 WIB. Setelah itu, kami segera menuju ke Homestay untuk melaksanakan bersih-bersih diri sambil menunggu adzan Maghrib berkumandang. Tepat setalah sholat Maghrib dan berganti pakaian seragam pramuka lengkap, kami makan malam terlebih dahulu sebelum menuju ke panggung utama untuk melaksanakan Opening Ceremony. Saat adzan Isya’ berkumandang, kami segera menuju ke panggung utama.

Saat kami sampai di panggung utama, kami disambut oleh panggung yang sangat megah dengan kerlap-kerlip lampu lighting yang dioperasikan dengan sangat proporsional. Kami segera menuju ke barisan kontingen kota dan menyanyikan yel-yel yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Gemuruh suara peserta saat beradu yel-yel sangatlah keras sekali. Tidak lama kemudian, lampu lighting panggung yang menari-nari disertai dengan instrumen musik yang menegangkan menandakan Opening Ceremony telah dimulai.

Saat beberapa menit menunggu, masuklah MC di atas panggung untuk membuka acara Opening Ceremony pada malam itu. Sebelum masuk ke acara inti, kami disuguhkan penampilan Tari khas Kota Ngawi. Tari yang ditampilkan sangatlah bagus dan meempesona. Ditambah dengan anggunnya gerakan penarinya yang bersammaan. Setelah tari selesai, acara selanjutnya adalah sambutan dari Gubernur Jawa Timur, yaitu Gus Ipul. Saat sebelum Gubernur Jawa Timur memberikan sambutan, kami diperlihatkan sebuah video dokumenter yang berisi keseruan kegiatan Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka pada zona-zona sebelumnya. Terlihat jelas bahwa para Pramuka Penegak  sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan FWKK. Setelah video selesai ditayangkan, dilanjutkan dengan video singkat Gubernur Jawa Timur untuk memberikan sambutan mengenai gambaran kegiatan FWKKP dan juga tujuan-tujuannya. Setelah sambutan oleh Gunernur Jawa Timur, selanjutnya terdapat Laporan Persiapan FWKKP oleh Sekretaris Dinas Kota Ngawi. Dalam laporan tersebut, dalam program FWKKP tahun ini, akan melaksanakan bakti pengecatan sebanyak 100 rumah dan juga 2 pemugaran rumah. Ditambah dari dinas Kota Ngawi 3 pemugaran rumah. Total rumah yang akan dipugar dalam kegiatan FWKKP tahun ini berjumlah 5. Acara selanjutnya adalah pengarahan dan pembukaan oleh Wakil Bupati Kota Ngawi. Dilanjutkan dengan pemukulan gong sebagai tanda dibukanya acara Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka Zona 9 Ngawi, Wakil Bupati Ngawi ditemani dengan Waka Bina Muda dan tamu-tamu kehormatan yang lain. Simbolis penyerahan alat-alat pengecatan oleh Wakil Bupati Ngawi kepada peserta FWKKP pun juga dilaksanakan. Setelah itu seluruhnya menyanyikan lagu Hymne Pramuka. Dan acara Opening Ceremony ditutup dengan pembacaan doa oleh Drs. Mulyono, S.Ag. Opening Ceremony belum selesai begitu saja, akan tetapi masih ada beberapa persembahan. Ada penampilan tari dari MTSN 8 Ngawi, Tari Balakosa dari SMAN 2 Ngawi, dan yang terakhir terdapat persembahan dari warga Desa Sine Kab.Ngawi yang membawakan lagu Suwe Ora Jamu, Lir-Ilir, dan Orek-orek. Warga Desa Sine mempersiapkannya kurang lebih selama 3 bulan lamanya hanya untuk kegiatan FWKKP Zona Ngawi ini.

Hari kedua berjalan seperti biasa, yaitu bakti pengecatan yang kedua. Namun, hari kedua kali ini mengecat dengan warna yang berbeda. Langsung saja kita ke malam yang kedua, yaitu terdapat pentas seni dari peserta Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka dari kontingen masing-masing. Tampilan pertama dari Kontingen Cabang Bojonegoro kota yang menampilkan drama kolosal, yang terdiri dari Tari Kolosal Bendera, Tari Khayangan Api, Silat, dan Menyanyikan lagu dengan judul Sebatas Patok Tenda dengan dihiasi lampu blitz atau flash dari handphone peserta FWKKP. Tampilan kedua Tari Meong persembahan dari SMAN 1 Pringgondani (Tuban). Tampilan ketiga adalah Teater berjudul Bukan Jamannya Siti Nurbaya persembahan gabungan dari SMAN 1 Gondang dan SMKN 1 Sekar. Tampilan keempat ada Tari Ramayana dari Kontingen Cabang Ngawi. Tampilan kelima ada Teater Disastor dari SMAN 1 Lamongan, dilanjutkan dengan Tari Asmorodono persembahan dari Kontingen Cabang Ngawi. Dan di penghujung acara terdapat tampilan The Best Spirit Of Harmoni yang terdapat seni tari dan silat di dalamnya. Malam itu adalah malamnya seni Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka. Kegiatan pentas seni yang sangat menyenangkan dan juga tampilan yang ditampilkan sangatlah berbobot dan mengandung nilai moral yang dapat kita ambil hikmahnya.

Pada hari ketiga, adalah akhir dilaksanakan bakti pengecatan untuk memberikan kesan pemantaban atau finishing pada rumah yang dijadikan sasaran. Setelah kami selesai mengecat rumah, kelompok bakti pengecatan nomor 1 atas nama Bapak Aminoto dan nomor 2 atas nama Bapak Zahri, diajak untuk melihat-lihat sungai yang tidak jauh dari belakang rumah oleh bapak Zahri, tuan rumah nomor 2. Kelompok saya dari SMAN 2 Bojonegoro, SMAN 4 Bojonegoro, SMAN 1 Sumberrejo dan SMAN 1 Kasiman tanpa berpikir panjang, kami meng-iyakan bapak Zahri untuk bermain dan melihat sungai. Saat setelah sampai di sungai, kami dilihatkan sebuah tempat yang menyajikan Wisata Religi di dekat sungai yang kami kunjungi. Wisata itu adalah Kedung Eyang Plangenan. Konon kata Bapak Zahri, selaku juru kunci desa tersebut pada tahun 50-an batu besar yang dinamakan Kedung Eyang Plangenan sering dijadikan tempat untuk meminta permohonan. Banyak orang pada zaman dahulu meminta permohonan dengan datang ke batu itu dengan membawa sesaji sebagai syaratnya. Sebagai contohnya adalah saat desa setempat akan mengadakan acara pewayangan, akan tetapi semua perlengkapan wayang, mulai dari alat musik gamelan, wayang dan lain-lain desa tersebut tidak memilikinya. Akan tetapi dengan adanya batu yang bisa mengabulkan berbagai macam permintaan tersebut, warga sekitar memanfaatkannya. Di pagi hari, ada seorang warga yang membawa sesaji dan meminta permohonan untuk meminta seperangkat alat pewayangan, dan sorenya saat ia kembali ke batu besar itu seperangkat alat pewayangan yang ia inginkan ada di atas batu besar tersebut lengkap dengan aksesoris-aksesorisnya. Namun untuk saat ini, batu tersebut tidak lagi sering memberikan suatu permohonan dikarenakan salah satu seperangkat alat gamelan yang telah diperoleh dari batu tersebut hilang secara bertahap dan tidak berbekas. Konon katanya, saat banjir bandang melanda batu beaar tersebut, batu-batu yang diatasnya dapat terseret aliran air yang sangat deras tanpa bergesekan dengan batu besar yang sangat sakral itu. Dan konon, orang yang mandi atau berenang di dekat batu besar itu akan hilang tanpa menyisakan bekas jejak. Pada malam-malam tertentu, warga setempat pernah mendengar suara keramaian seperti pentas seni, konon suara tersebut berasal dari Kedung Eyang Plangenan itu sendiri. Setelah kami diperlihatkan wisata religi tersebut, kami diajak ke atas untuk melihat-lihat bebatuan yang sangat indah. Ada yang bentuknya seperti kepala ular, batman, bahkan rajawali. Kurang lebih setengah jam kami dilokasi tersebut, kami sesegera mungkin untuk pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 12.30 WIB, dan sesegera mungkin untuk menyiapkan Festival Kecerdasan yang dilaksanakan pukul 13.00 WIB. Setelah Festival Kecerdasan telah usai, kami menuju ke Air Terjun Suwono Indah Park. Air terjun disana sangatlah dingin dan pemandangan hutan pinusnya yang sangat menyegarkan mata. Kami disana berfoto-foto dan juga bermain air.

  Malam itu adalah malam terakhir kami dalam kegiatan Festival Wirakarya Kampung Kelir Zona 9 Ngawi. Pada Malam Brawijaya, sebelum acara inti dimulai, ada persembahan silat dari STKIP Kab.Ngawi. Dilanjutkan dengan pemutaran video dokumenter pelaksanaan FWKKP Zona 9 Ngawi. Selanjutnya ada Tari Restiseba persembahan dari SMAN 1 NGAWI. Dilanjut dengan sambutan oleh Wakil Ketua Kwartir Daerah Jawa Timur oleh Bapak Drs. H.A.R. Purwadi. Setelah sambutan terdapat penyerahan piala kejuaraan Festival Kecerdasan oleh Kak Didik. Pada regu putra, Kota Bojonegoro mendapatkan juara 1, dan pada regu putri, Kota Bojonegoro mendapatkan juara 2. Masing-masing juara 1 dan 2 akan dikirimkan ke Provinsi untuk melanjutkan ajang perlombaan Festifal Kecerdasan FWKKP yang nantinya jika mendapat Juara 1 tingkat provinsi akan study tour ke luar negeri secara gratis. Setelah itu terdapat sesi foto bersama oleh tokoh-tokoh Pramuka. Saat sesi foto bersama ada sebuah kecelakaan kecil, yaitu padamnya listrik panggung. Saat padamnya listrik, semua peserta serentak menyalakan flash handphine sendiri-sendiri dan menyanyikan yel-yel Pramuka Jawa Timur. Sungguh hal yang patut diapresiasi. Walaupun kecelakaan terjadi, kami anak Pramuka memberikan kesan terbaik untuk para tokoh-tokoh gerakan Pramuka Jawa Timur agar para tamu undangan tidak kecewa dengan menampilkan semangat yel-yel Pramuka Jawa Timur. Saat lampu panggung telah menyala kembali, acara segera dilanjutlan. Yaitu pembacaan doa penutup kegiatan FWKKP Zona 9 Ngawi oleh Kak Mulyono, S.Ag. Setelah itu, adalah acara yang ditunggu-tunggu. Penampilan dari Klantink jebolan dari Indonesia Mencari Bakat ikut memeriahkan malam puncak Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka 2019 Zona 9 Ngawi. Serta dihiasi dengan kembang api yang begitu indah meletup-letup di malam yang indah pada waktu itu.

Semoga dengan adanya artikel ini, kakak-kakak semua bisa mengambil pelajaran dan juga pengalaman dari penulis. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kakak-kakak para pembaca. Dan apabila terdapat kekeliruan, saya selaku penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sekian dari saya Muhammad Rasyid Ridho dari Ambalan 01.125 HOS Cokroaminoto, Gugus Depan SMAN 2 Bojonegoro.

Jangan lupa follow Instagram saya di @ridho_rasyid.m

Written by DKD Jatim

DKD Jawa Timur merupakan wadah pembinaan kaderisasi ditingkat kwartir yang diberikan kepercayaan khusus untuk mengelola secara penuh Pramuka Penegak dan Pandega se-Jawa Timur.

Yuk buat konten di website DKD Jatim, kamu bisa tulis artikel, berita, promosi kegiatan, poling, quiz dan konten lainnya. Dapatkan point dan tukarkan dengan hadiah kejutan dari DKD Jatim

Jangan lupa ikuti terus kabar dari DKD Jatim lewat Media Sosial kami.

What do you think?

0 suka
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Jiwa Korsa Para Pramuka Sejati

Mistis! Dibalik Malam Festival Wirakarya Kampung Kelir 2019