in ,

Pedagogi Baru untuk Generasi Y/Z dalam Gerakan Pramuka

Indonesia akan mengalami momentum emas mulai tahun 2020 hingga 2045 mendatang, yaitu pelimpahan usia produktif yang didominasi oleh anak muda, fenomena tersebut dinamakan Bonus Demografi. Bonus Demografi merupakan jumlah penduduk usia produktif atau usia angkatan kerja yang berkisar 15-64 tahun lebih besar mencapai 70%, dibandingkan dengan penduduk yang tidak produktif yakni 14 tahun kebawah atau 65 tahun keatas yang mencapai 30%.

Dengan data tersebut, maka tak dapat dinafikan bahwa kedepan peta demografi Indonesia akan diwarnai oleh Generasi Y (kelahiran 1981-1994) dan Generasi Z (kelahiran 1995-2010) hari ini. Generasi Y/Z ini mentereng jelas dengan peguasaanya atas gadget dan Information Communication Technology (ITC).

Salah satu identitas generasi ini adalah mereka tak butuh buku panduan saat mendapat gawai baru, namun langsung lancar dalam mengoprasikanya. Jika zaman ini berkembang secara linier tanpa gejolak sampai dengan tahun 2045, maka kepiawaian generasi yang sering juga disebut dengan generasi Y/Z ini akan memiliki kesempatan emas dalam berkarir dizaman yang berciri digital ini. Mereka akan menemukan lingkungan yang alamiyah yang match dengan passion dan kopetensinya.

Namun karena sebab suatu koinsidensi zaman, kemajuan teknologi yang mereka sukai juga telah menimbulkan apa yang hari-hari ini diwacanakan sebagai era VUCA. istilah VUCA, untuk melukiskan zaman yang bergejolak (volatile), tidak pasti (uncertain), rumit (complex), dan kabur makna (ambiguous). Sebuah era yang membawa dunia dalam kondisi yang tidak stabil dan sulit di tebak.

Berdasarkan penuturan Prof. Renaldi Kasali, Guru Besar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, era VUCA bukan sekedar merupakan fenomena hari ini (today), melainkan fenomena esok (the future), yang dibawa oleh pembaharu dimasa kini (the present). Dan dunia tengah berada dalam sebuah peradapan baru. Dunia, baru saja melewati gelombang tren yang amat panjang, yang tiba-tiba terputus begitu saja (a trend break). Ini menjadi tantangan bagi sebuah Negara dan tentunya bagi organisasi organisasi yang mededikasikan kelompoknya untuk kepentingan bangsa, salah satunya adalah Gerakan Pramuka.

Sesuai yang tertulis dalam Aggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggungjawab, mampu membina, dan mengisi kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik.

Cara mengisi kemerdekaan nasional dan membangun dunia yang lebih baik di era VUCA adalah dengan mempersiapkan kader kader yang dimiliki, siap dan kompeten untuk mengahadapi era VUCA.

Untuk menyiapkan kader kader bangsa yang siap mengisi kemerdekaan nasional serta build a better world di era VUCA ini, Gerakan Pramuka harus bertransformasi dalam melakukan pembinaanya. Gerakan Pramuka harus memahami arah peradaban dunia dan merumuskan pedagogi baru dalam melakukan pembinaanya pada generasi muda sekarang yang secara pola tingkah dan pola pikir berbeda dengan generasi sebelumnya.

Dalam pembentukan pedagogi baru, Gerakan Pramuka harus menata ulang arah kebijakan pembinaanya mulai dari paradigma, kurikulum, assessment hingga sistem rekrutmen serta metode pengembangan profesionalitas Pembina Pramuka di tingkat Siaga hingga Pandega yang selaras dengan era sekarang dan kedepan.

Pedagogi baru dalam Gerakan Pramuka harus mengoreksi  pedagogi lama yang tidak hanya berfokus pada pendidikan karakter generasi muda saja, namun juga harus memunculkan enabling skill‟ yang dapat menyelesaikan problem kontemporer bangsa seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, budaya korupsi, radikalisme, lingkungan hidup, ekonomi, pengangguran, dan lain sebagainya, dengan inovasi dan kreativitasnya yang didapatkan ketika dia terlibat aktif dalam proses pendidikan kepramukaan.

Dan goalnya dengan pedagogi baru, Gerakan Pramuka dapat mentransformasikan gambaran sekolah masa depan yang menyajikan model pendidikan digital baru untuk generasi muda saat ini dan dapat diakses oleh seluruh Pramuka di Indonesia.

Setiap generasi yang lahir pada periode tertentu memiliki keunikan masing- masing. Tidak ada generasi yang lebih buruk atau lebih baik. Karena sesungguhnya semua generasi memiliki pengalaman, kebiasaan, dan pola pikir yang unik. Sekarang giliran generasi Y/Z yang belajar menapaki dunia dan mengenal lebih banyak hal baru. Tidak cuma generasi Y/Z yang wajib giat belajar, generasi- generasi pendahulunya pun mesti juga belajar lebih giat guna dapat memberikan bimbingan dengan cara efektif kepada generasi saat ini dan mendatang.

Generasi Y/Z melibatkan kecerdasan teknologi dalam segala aktivitasnya sehari-hari. Dengan demikian teknologi menjadi tiang penyokong bahkan fondasi bangunan dari kemampuan manusiawi mereka.  Maka disanalah peran Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan seharunya mampu membantu mereka  dalam mengenali kemampuan manusiawinya dengan metode yang disesuaikann dengan dunia generasinya.

Marck Prensky, dalam bukunya digital natives mengatakan hubungan antara generasi Y/Z dan teknologi seperti sebuah “simbiotik”. Pembelajar menerima teknologi digital sebagai bagian dari eksistensi mereka sebagai homo sapiens digital. Disinilah gerakan Pramuka harus masuk dalam hubungan simbiotik tersebut. dan menyisipkan pendidikan karakter serta keterampilan didalamnya dengan gaya baru. Sudah selayaknya model pendidikan Gerakan Pramuka dikemas semenarik mungkin yang selaras dengan peradaban.

Written by Ananda Shofwan

What do you think?

0 suka
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Silvi Nuryana

Tulisan yang luar biasa kak 👍

Profil Putri Ayuningtyas, Pramuka Penegak Garuda Kediri Penikmat Literasi dan Seni

Lomba Cover Lagu se – Nasional Dalam Rangka HUT Racana Universitas Brawijaya