Sentuhan Untuk Kepetingan
Semua bermula ketika negara api menyerang, sebuah progres munculnya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Virus yang diberi nama Covid-19 ini menyebar begitu cepat ke negara lain. Kasus tersebut pun yang akhirnya terus berlanjut hingga memasuki Indonesia pada awal tahun 2020 dan kasus pertama terjadi di Jawa Timur yang dinyatakan sebagai bencana hingga mengeluarkan surat Keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2020 yang diserahkan di BNPB dan BNPB pun mengeluarkan surat Keputusan Kepala BNPB Nomor 13.A tahun 2020.
Masa Inklubasi yang relatif begitu cepat membuat permerintah harus menindak lanjuti kasus ini dengan menerapkan kebijkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mecegah penyebaran virus Corona. Gejala ringan Covid-19 ini antara lain pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan demam. Virus ini ditransmisikan melalui Droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat orang terinfeksi bersin, batuk, atau menghembuskan nafas. Karena Droplet ini terlalu berat dan tidak bisa bertahan diudara sehingga dengan cepat dapat jatuh dan menempel pada benda atau permukaan. Karena adanya PSBB memaksa masyarakat untuk berkerja, belajar, beraktivitas didalam rumah saja kecuali adanya keadaan tertentu yang mendesak agar keluar rumah. Seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia karena adanya Covid-19 ini mengalami krisis yang sangat meresahkan yang bermula krisis kesehatan kini menjadi krisis ekonomi.
Ketika ini sudah menjadi menghawatirkan dan akhirnya ada salah satu akibatnya yaitu Panic Buying. Panic Buying adalah membeli barang dalam jumlah besar atau banyak untuk mengantisipasi kenaikan harga maupun ketersediaan barang tersebut. Hal ini terjadi karena ketakutan masyarakat akan hal yang tidak diketahui atau pahami hingga dengan mudahnya masyarakat mempercayai bahwa peristiwa dramastis memerlukan tanggapan yang dramstis pula. Tak dipungkiri karena adanya perkembangan teknologi yang bisa diakses oleh siapapun baik itu anak-anak maupun orang tua dapat melihat berita terkini yang sedang terjadi termasuk berita pandemi ini. Mungkin beberapa diantaranya adalah berita fakta dan adapula berita hoax. Berita hoax inilah yang meyebabkan kepanikan masyarakat dalam menghadapi Covid-19. Adapun cara yang harus dilakukan untuk mengantisipasi berita hoax adalah hati-hati dengan berita provokatif dan sensasional ( berita yang membuat kita marah dan curiga), cermati sumber berita, cek keaslian foto (melalui google image), kurangi asupan informasi meragukan, selalu optimis dan lakukan hal yang produktif.
Banyaknya peristiwa yang sudah terjadi diawal pandemi kini masyarakat Indonesia memasuki masa normal baru, disinilah gerakan pramuka menjadi sosok relawan yang tercantum dalam Tri Satya butir ke-2 yaitu membangun sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat. Kontribusi pramuka melawan Covid-19 ini antara lain menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan sabun, memakai masker, membantu penyemprotan desinfektan di beberapa tempat yang sering dikerumuni orang, dan pembagian masker.
Sebagai makhluk sosial pramuka selalu berusaha untuk dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat yang lainnya yaitu saling menolong dan saling menghormati sehingga terjalin kehidupan bermasyarakat yang harmonis. Hal ini dapat diimplemntasikan dalam keikutsertaan anggota gerakan pramuka dalam membangun masyarakat adalah aksi bakti masyarakat. Aksi bakti masyarakat adalah melakukan sesuatu kegiatan yang bertujuan membantu masyarakat dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan apapun. Kegiatan bakti masyarakat yang sering diadakan oleh anggota gerakan pramuka adalah Baksos atau bakti sosial antara lain pembagian baju bekas yang layak pakai dibeberapa panti asuhan dan pembagian masker di era pandemi ini. Dengan adanya baksos ini merupakan wujud dari rasa kemanusiaan antar sesama dan mewujudkan sikap-sikap positif yakni peduli atar individu ataupun kelompok sosial, kemauan untuk berbagi, mempererat persaudaraan, dan secara tidak langsung menumbuhkan rasa empati terhadap sesama.
Tak hanya berkontribusi dengan masyarakat anggota gerakan pramuka sendiri harus produktif dalam masa new normal ini dengan melakukan koordinasi secara online via WAG, mengikuti webinar, bergiat dengan pembatasan jumlah anggota dan dilaksanakan diluar ruangan. Banyak kerinduan yang akhirnya terobati karena pelonggaran PSBB dengan hanya melakukan 1 kali pertemuan (tatap muka) dalam seminggu, bakti sosial, penempaan SKK 1 bulan sekali, dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan ketahanan pangan dan lingkungan.
Adapun beberapa program aktif anggota pramuka dalam masa pandemi ini yang pertama adalah bina diri, dalam hal ini kita anggota pramuka harus dapat membentuk pribadi yang baik dan pantas untuk menjadi teladan. Kedua bina satuan yakni membentuk satuannya secara baik seperti tertib administrasi, proker berjalan dengan baik, tujuan tercapai, dan percontohan. Ketiga bina masyarakat, bermanfaat bagi masyarakat dan mampu membentuk komunitas atau masyarakat menuju kebaikan dengan melakukan sosialisai dan edukasi. Dan yang keempat adalah sebagai agen kedisiplinan yakni mematuhi ProKes di manapun, tas siaga dengan isi versi ProKes (handsenitizer, peralatan makan pribadi, masker kain, tisu, botol minum, dan membawa perlengkapan ibadah pribadi), meningkatkan dan membantu masyarakat dengan sosialisasi dan edukasi.
Desa Kepetingan, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Desa terpencil yang minim akses internet dan transportasi ini menjadi salah satu tujuan Saka Wanabakti Sidoarjo melakukan kegiatan pembagian masker, face shield, sosialisasi, dan melakukan edukasi mengenai disiplin protokol kesehatan. Desa Kepetingan ini dapat dijangkau dengan melalui dua jalur, yakni jalur darat dan jalur sungai. Jalur darat hanya bisa diakses menggunakan kendaraan roda dua. Akan tetapi jika melewati jalur darat hanya bisa ditempuh saat musim kemarau saja. Karena jalur yang tak semulus jalan paving dan tak selebar jalan biasanya jalur di desa Kepetingan lebarnya hanya kurang lebih 30 cm. Dan jika baru pertama kali menuju desa Kepetingan alangkah baiknya didampingi oleh warga sekitar. Jarak tempuh yang lama tak membuat kita bosan karena sepanjang jalan tersebut kita disuguhi dengan pemandangan yang indah dan pepohonan yang rindang diantaranya pohon bakau, pohon trembesi, pohon api-api dan lain sebagainya.
Di desa Kepetingan terdapat dua RT dan satu RW. Dan terdapat kampung barat dan kampung timur, juga terdapat 99 KK dan penduduknya berjumlah sekitar 347 jiwa. Dan di desa Kepetingan terdapat tradisi yaitu Nyadran. Tradisi Nyadran yaitu tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan. Di desa Kepetingan juga terdapat dua wisata yang pertama adalah wisata religi yaitu adanya makam Dewi Sekardadu yang setiap minggu ramai akan pengunjung. Yang kedua adalah wisata mengarungi teluk menggunakan perahu yang disediakan warga setempat untuk disewa. Pemandangan yang disuguhkan saat menaiki perahu adalah banyaknya tumbuhan yang berguna untuk mengurangi erosi dan banyak juga macam-macam burung yang hinggap di ranting-ranting pohon. Namun pasalnya banyak juga limbah sampah yang dibuang di perairan tersebut membuat tak enak dipandang.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup mayoritas penduduk desa Kepetingan bergantung pada hasil tambak dan sungai. Yang menjadi komoditi utama bagi warga desa Kepetingan adalah ikan Bandeng, Mujair, Bloso, Payus, Udang Windu,sedangkan ikan Keting yang dulunya menjadi komoditi utama di desa Kepetingan sekarang sudah hampir punah. Sesampainya di desa Kepetingan kami menghampiri rumah salah satu anggota saka kami sebagai titik kumpul yang sudah disepakati. Anggota dan pamong saka pun menyampaikan penyerahan bantuan face shield dan masker kepada pamong desa Kepetingan. Desa Kepetingan yang jarang disentuh dan dieskpos itulah mengapa Saka Wanabakti perlu untuk melakukan kunjungan kesana dengan tujuan penguatan dalam kedisiplinan yang dapat dilakukan dalam berbagai upaya yakni mengunjungi tokoh masyarakat (orang yang berpengaruh), bahasa, adat, budaya, stake holder, kebiasaan, dan keberlanjutan.
Yang saya kagumi saat berkujung ke desa Kepetingan adalah meskipun desa itu terletak jauh dari pusat kota sidoarjo masyarakat disana sangat mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah dengan baik dan yang sangat disayangkan justru di pusat kota sidoarjo banyak yang masih enggan untuk menggunakan masker dan mentaati protokol kesehatan lainnya.
Harapan kami, sedikit kontribusi ini mampu menjadi sumbangsih dan turut mampu menjaga kesehatan masyarakat dalam bentuk kegiatan dengan sentuhan bakti dari kami Saka Wanabakti.
Thank you very much for sharing, I learned a lot from your article. Very cool. Thanks. nimabi