Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka atau biasa di kenal dengan FWKKP merupakan salah satu wadah kegiatan yang berbentuk perkemahan besar guna melakukan sebuah karya bakti untuk kegiatan pembangunan di lingkungan masyarakat. Kegiatan tersebut di lakukan oleh pramuka dengan tingkatan penegak dan pandega yang berpangkalan di SMA, SMK dan MA. Di Jawa Timur, kegiatan ini dibentuk atas gagasan dari Gerakan Pramuka Kwartir Daerah (Kwarda) yang didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan komisi E DPRD Jawa Timur. Karena pramuka di anggap sebagai satu-satunya organisasi yang di gadang pemerintah untuk menumbuhkan karakter bangsa.
Kegiatan ini sudah berjalan rutin selama dua tahun terakhir dan akan di gelar kembali pada tahun ini. Biasanya kegiatan FWKKP akan dibagi menjadi beberapa zona. Untuk tahun ini Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka terbagi menjadi sebelas zona dengan dilakukan secara bergilir. Yang mana setiap zona akan tergabung dari beberapa kontingen. Jumlah peserta di setiap zona juga dibatasi dengan kurang lebih seribu anggota pramuka penegak dan pandega. Yang tentunya telah aktif di Gugus Depan dan sudah terdaftar di dalam Sistem Pengelolaan Anggota Pramuka (SIPA) yang di buktikan dengan nomor tanda anggota.
Pada awal tahun 2019 ini, Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka 2019 digelar dengan tema “Merajut Persaudaraan dalam Warna-Warni Indonesia”. Dengan tujuan meningkatkan potensi wilayah yang dijadikan tempat kegiatan dengan lingkungan yang bersih dan sehat. Juga mampu mewujudkan sinergisitas masyarakat dengan pramuka, yang di wujudkan dalam karya bakti agar tumbuh rasa tanggung jawab dan kesadaran terhadap lingkungan. Jawa Timur memberi kepercayaan kepada kabupaten Pacitan untuk menjadi tuan rumah zona satu sekaligus sebagai pembukaan kegiatan ini.
Mendengar akan hal tersebut, pemerintah Kabupaten Pacitan menanggapinya dengan senang hati dan penuh terimakasih kepada provinsi Jawa Timur atas kepercayaan yang telah di berikan. Mengetahui bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan yang sangat dinantikan, Pemerintah Kabupaten Pacitan mencoba untuk mempersiapkan kebutuhan kegiatan sejak jauh hari, mulai tahap persiapan awal hingga mematangkan semua perencanaannya dan terus berkoordinasi secara terorganisir dengan pihak-pihak yang bersangkutan. Kabupaten Pacitan juga menyiapkan fasilitas yang di butuhkan secara maksimal agar peserta bisa merasa nyaman selama kegiatan berlangsung. Selain itu, juga terdapat agenda tambahan berupa ” sholat subuh berjamaah” yang di harapkan bisa menjadi nilai tambah pada kegiatan Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka tahun ini.
Kegiatan Festifal Wirakarya Kampung Kelir Pramuka Zona 1 akan di laksanakan di RT 01- RT 02 RW 3 Lingkungan Slagi Kelurahan Pacitan pada tanggal 21 Februari – 24 Februari. Di zona 1 kegiatan ini akan di ikuti oleh kurang lebih 1000 peserta penegak dan pandega yang berasal dari 3 kwarcab, yaitu Kontingen Pacitan selaku tuan rumah sebanyak 400 peserta, kontingen Magetan sebanyak 300 peserta dan kontingen Ponorogo sebanyak 300 peserta.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut para peserta akan melakukan karya bakti membersihkan rumah warga sekaligus pengecatan 100 rumah dan juga di lakukan pemugaran 2 unit rumah tidak layak huni di setiap zona. Di zona 1, terdapat 2 unit rumah yang akan dilakukan pemugaran. Masing-masing adalah rumah milik warga setempat atas nama Yayuk dan Catur Widiyanti. Terletak di lingkungan Krajan, Kelurahan Pacitan.
Pada tanggal 21 februari 2019, kegiatan di awali dengan registrasi peserta di gedung YABI dan penempatan peserta di home stay masing-masing. Di gedung ini, selain di gunakan untuk home stay bagi peserta putri dari kontingen Pacitan, gedung tersebut juga di gunakan untuk sekretariat panitia, gudang cat, pos keamanan, fasilitator dan posko kesehatan.
Untuk peserta putra dari kontingen Pacitan akan bertempat di gedung Tanjung Baru (eks SD N Tanjung). Sedangkan peserta dari kontingen Ponorogo dan Magetan bertempat di rumah warga yang telah di sediakan oleh panitia.
Selain registrasi, juga di lakukan pengecekan anggota dari setiap tim yang sudah di bagi saat Technical Meeting pada tanggal 31 januari 2019. Kemudian di lanjut dengan pelaksanaan sosialisasi pembekalan materi tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat), BNN (Badan Narkotika Nasional), GENRE ( Generasi Berencana), BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dari BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) kepada perwakilan 2 peserta dari setiap tim, di Gedung Karya Darma yang sudah di persiapkan oleh panitia.
Selesainya sosialisasi peserta kembali menuju homestay untuk ishoma dan persiapan bakti pengecatan pertama.
Sekitar pukul 13.00, seluruh peserta yang mana setiap tim terdiri dari 5 orang peserta putra dan 5 orang peserta putri dengan di dampingi dengan 1 fasilitator di arahkan untuk menuju ke tempat rumah warga yang akan di cat. Di hari pertama peserta di berikan 1 kotak cat beserta alat-alat untuk pengecatan yang di butuhkan. Pengecatan yang di lakukan hanya untuk bagian tampak luar rumah saja dan tidak di perkenankan bagian dalam rumah. Sebelum melakukan pengecatan, peserta juga tak lupa untuk meminta izin kepada pemilik rumah. Setelah di izinkan mereka mulai bersama-sama untuk membersihkan tembok maupun pagar yang akan di cat. Setiap tim juga di berikan kebebasan untuk berkreasi demi mengggali potensi yang berlandaskan kearifan lokal agar terwujud kemandirian dan prestasi inovasi. Asalkan kreasi pengecatan tidak mengandung unsur SARA dan mendapat persetujuan pemilik rumah. Setiap tim juga saling menjaga kekompakan agar bisa memberikan hasil yang maksimal. Bakti pengecatan pertama selesai hingga pukul 16.00. Peserta di persilahkan untuk membersihkan diri dan ishoma, guna mengikuti kegiatan Opening Ceremony yang akan dilaksanakan di Alun-Alun Pacitan pada pukul 19.00. Sambil menunggu datangnya waktu Pembukaan seremonial, peserta juga dibebaskan untuk berjalan-jalan menikmati indahnya Alun-alun di kota kecil 1001 goa ini. Tak hanya itu, peserta juga berkesempatan untuk membeli souvenir dan pernak-pernik yang khusus di sediakan untuk kegiatan Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka zona 1. Berbagai macam souvenir dan pernak-pernik yang disediakan. Tentunya dengan harga yang sangat terjangkau. Ada bandul, gelang, trofi, scraf, topi, pin, dan masih banyak yang lainnya semua hanya khusus kegiatan ini. Bahkan, sebelum kegiatan FWKKP di laksanakan, juga terdapat promo berupa potongan harga untuk pembelian souvenir dengan catatan sudah memesan terlebih dulu ke panitia.
Memasuki jam yang hampir setengah 7 WIB, seluruh peserta di gerakkan untuk menuju alun-alun Pacitan dengan tertib berjalan sesuai barisannya masing-masing. Dalam perjalanan, setiap kontingen bersama-sama untuk saling menyuarakan jargon-jargon dari kontingen mereka. Seperti “Pacitan Amazing” dari kontingen Pacitan, “Magetan Kondang” dari kontingen Magetan, dan yang tak kalah ada “Ponorogo Jegeg” dari kontingen Ponorogo. Selain itu tak jarang mereka juga membunyikan yel-yel penyemangat kreasi setiap kontingen masing-masing. Peserta yang sudah berkumpul sebelum dimulainya acara di suguhkan dengan video klip dari jingle “Festifal Wirakarya Kampung Kelir Pramuka Zona Pacitan”, videonya berisi tentang lagu sambutan kegiatan, dan juga menyajikan keindahan pariwisata yang ada di Kabupaten Pacitan tak hanya itu, dalam video juga di tampilkan para pramuka dari kontingen pacitan yang bersiap menyambut kegiatan ini. Musik dalam video ini di rancang oleh Kak Risangpriambodo dari DKC Pacitan dan penyanyi aslinya bernama Kak Rezzarosalina yang merupakan pandega dari pangkalan MAN Pacitan.
Tak hanya itu, berbagai keseruan seperti game -game kecil juga turut memeriahkan acara. Acara Opening Ceremony yang di lakukan oleh Wakil Ketua Kwarda Jatim, Drs. Ar Purmadi. Di hadiri oleh Wakil Bupati Pacitan, Drs Yudi Sumbogo juga selaku wakil Ketua Majelis Pembimbing Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Pacitan, Joko Susilo Hadi SH(Komisi 1 DPRD Kabupaten Pacitan) beserta jajaran muspida, Drs, Ec h Hariadi Purwantoro MM (Wakil ketua Bina Muda Kwartir Daerah Jawa Timur), Bambang Msi (Sekertaris Kwartir Daerah Jawa Timur), Dandim 0801/Pacitan Letkol Kav.Arestoteles Hengkeng Nusa Lawitang, Sekretaris Daerah Suko Wiyono, Ketua DPRD Pacitan Ronny Wahyono dan sejumlah kepala OPD setempat.
Seremonial pembukaan dipandu oleh MC yang diawali dengan rangkaian acara sambutan dari tuan rumah kwartir daerah. Dimana dalam sambutannya Wakil Ketua Kwartir Daerah Pramuka Jatim AR Purmadi mewakili Gus Ipul yang berhalangan hadir menyampaikan bahwa, peserta bukan hanya di tugaskan menjadi tukang cat. Namun kegiatan itu lebih pada upaya pembinaan demi mempersiapkan generasi penerus yang mempunyai sikap toleran terhadap lingkungan, antar sesama manusia dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang selalu siap bekerja dalam kondisi apapun. “Laksanakan tugas adik – adik dengan penuh keikhlasan dan rasa tanggung jawab.” tutur kak Purmadi. Dalam sambutannya juga mengapresiasi kepada Pramuka Jatim yang telah mengharumkan Pramuka di Jawa Timur. “Kami ucapakan terimakasih yang tak terhingga kepada pramuka Jawa Timur khususnya zona 1 dari 10 zona wilayah yang lain, zona 1 meliputi Pacitan, Ponorogo dan Magetan karna telah mengharumkan pramuka khususnya Jawa Timur” kata dia. Lebih lanjut, AR Purmadi mengungkapkan bahwa saat ini ada 12 penegak laki-laki dan 12 penegak perempuan yang selangkah lagi akan menjadi penegak teladan. “Dan teruskan semangat agar bisa mendapatkan piagam penegak teladan oleh presiden, saat ini 19 orang berkumpul di Cibubur untuk mendapatkan piagam penegak teladan dan 17 orang dari penegak Jawa Timur”, ungkap Purmadi.
Sementara itu, Majelis Kwartir Cabang Pacitan Yudi Sumbogo dalam sambutannya mengatakan dengan sumber alam yang menakjubkan wilayah Pacitan sangat cocok untuk melatih kepramukaan. Apalagi event ini dinilai sejalan dengan pembangunan di Kabupaten Pacitan yang mengedepankan kepariwisataan. Sehingga peningkatan potensi yang dimiliki Pacitan semakin maksimal dan beraneka ragam.
“Kabupaten pacitan sangat bangga dengan kegiatan pramuka ini dan gunakan semua fasilitas yang ada di wilayah Pacitan ini, jadilah panutan bagi semua kalangan khususnya masyarakat pacitan dalam pelaksanaaan pramuka di wilayah Pacitan ini”, ujar pria yang juga wakil Bupati Pacitan ini. Selesai sambutan kemudian di lanjutkan dengan pemukulan gong untuk menandai dibukanya kegiatan ini dan penyerahan alat bakti pengecatan secara simbolik oleh Ar Purmadi kepada ke dua perwakilan anggota pramuka korcab Pacitan. Lalu, pembacaan sandi ambalan dan penancapan pusaka ambalan. Serta, menyanyika mars pramuka secara bersama-sama.
Selesai Opening Ceremony, kini tibalah saatnya untuk menyaksikan penampilan Guest Star yang sangat di nantikan oleh seluruh peserta FWKKP. Yaitu, Jihan Audy, seorang penyanyi muda berbakat asal Jawa Timur. Meskipun baru berusia 15 tahun. Jihan sangat di gemari oleh fansnya dengan nama panggilan JYLO (Jihan Lovers) karena suaranya yang merdu di tunjang paras cantik nan imut serta berpenampilan menarik dan sopan.
Hal ini lah yang sontak tanpa di komandai seluruh peserta yang awalnya duduk rapi berbaris ketika Jihan masuk ke atas panggung mereka langsung berteriak dan merapat ke baris depan panggung. Mereka benar-benar menikmati suasana. Karena mereka di bebaskan untuk membawa handphone maka, tak lupa mereka mengabadikan moment langka ini. Sebab, disini seluruh peserta FWKKP dapat bertemu langsung dengan dekat dengan jihan audy. Satu persatu lagu di bawakan oleh jihan dengan penuh energik sehingga membuat peserta lupa bahwa mereka seharian telah bekerja keras untuk bakti pengecatan yang pertama. Mereka benar-benar larut dalam suasana. Semua turut bergoyang dan bernyanyi bersama tanpa harus menimbulkan kekacauan. Panggung nan megah di tambah lampu-lampu lighting yang telah diatur sedemikian rupa semakin menyemarakkan suasana di tambah dengan pesta berbaju coklat dan berstangan leher merah putih di lapangan Alun -alun Pacitan tampak gegap gempita sangat meriah dan terlihat sangat keren. Tak hanya itu, masyarakat pacitan juga ikut berpartisipasi dengan menuju alun-alun untuk menyaksikan jihan secara langsung. Apresiasi secara tidak langsung di berikan kepada panitia karena bagian peserta dan penonton di beri batas pagar sehingga penonton tidak bercampur baur dengan peserta. Anggota saka dari kontingen pacitan juga turut andil pula. Seperti saka bhayangkara dan saka wirakartika juga hadir guna membantu lalu lintas, menjadi tim fasilitator dan lain sebagainya. Tak terasa waktu semakin cepat berlalu jam menunjukkan pukul 22.00 Wib. Jihan foto bersama dengan peserta, kemudian peserta di arahkan untuk berbaris menurut kontingennya dan di cek kelengkapannya. Mereka kembali ke homestay untuk beristirahat, guna memulihkan tenaga mereka. Mengingat bahwa mereka masih akan melakukan banyak kegiatan yang menguras tenaga di esoknya dan 3 hari ke depan.
Jam 3 dini hari sudah terdengar begitu riuh di homestay masing-masing. Tentunya mereka sudah bersiap untuk menuju masjid agung Darul Falah guna melakukan sholat subuh berjamaah dengan masyarakat sekitar Pacitan dan seusainya mendengarkan kultum. Setelah sholat subuh berjamaah peserta menuju ke alun-alun untuk senam pagi bersama-sama. Hal ini selain untuk menambah ke akraban para peserta juga agar badan peserta tetap sehat dan bugar kembali.
Jam 6 pagi hingga jam 8 peserta kembali ke homestay untuk giat pribadi. Jam 8 pas, peserta kembali melakukan bakti pengecatan ke 2, peserta sudah mulai mengecat dengan penuh kreatif. Mereka benar-benar telaten saat memberikan sentuhan warna yang indah. Tak jarang mereka juga saling bertukar cat untuk memperindah bagian yang sedang mereka cat.
Ketika jam sudah menunjukkan jam 11 siang peserta ishoma dan bakti pengecatan ketiga kembali di lakukan pada jam 1 hingga jam 4 WIB. Pada sorenya, peserta yang mengikuti pentas seni dari 3 kontingen melakukan gladi resik.
Setengah 7 mereka kembali menuju ke alun-alun untuk malam keakraban. Di malam kedua peserta dapat menampilkan bakat dan minat mereka melalui Pentas sini. Pentas seni berlangsung sangat meriah, tiap – tiap kontingen menyajikan kesenian yang khas dari kontingen masing. Dari kontingen Magetan menyajikan pentas seni berupa tari yang berjudul “Gebyar Nusantara”. Dari kontingen Ponorogo memberikan pentas seni yang tak tanggung-tanggung yaitu berupa Reog Ponorogo yang mana mereka membawa 1 reog hanya khusus untuk ditampilkan di acara ini. Sedangkan dari kontingen pacitan sebagai tuan rumah mempersembahkan tarian ” Pacitan Kuncoro”. Patut di acungi jempol, karena tiap kontingen peserta menampilkan tampilan-tampilan yang berbobot dan memiliki nilai moral budaya yang unik dan khas. Tak hanya itu, kemeriahan di malam ke 2 ini membuat STKIP PGRI Pacitan juga tak ketinggalan untuk menyumbangkan sebuah tari yang berjudul “tari Beselan” tarian yang sangat kreatif dengan gerakan gemulai dengan balutan busana yang anggun tentu menjadi daya tarik tersendiri dari tampilan tari ini. Tak hanya itu peserta juga dapat menikmati tampilan musik dengan alat khas Pacitan yaitu kiklung musik pring sedapur. Bahkan siswa dari salah satu smp kontingen pacitan juga tampil di atas panggung guna menunjukkan kebakatan mereka yang sudah mahir memainkan alat musik tersebut meskipun masih kecil.
Malam semakin larut, peserta kemudian kembali menuju homestay, untuk pergi ke pulau kapuk.
Memasuki hari ketiga, ini merupakan waktu finishing bakti pengecatan yang terakhir. Seusai shalat subuh berjamaah dan giat pagi. Jam 8 peserta menuju ke rumah sesuai jatahnya yang telah di cat. Dimana setiap tim menyelesaikan pengecatan yang belum selesai dan membersihkan sisa-sisa cat yang berceceran. Kemudian membenahi hal-hal yang sekiranya harus di tata dan mengumpulkan alat-alat pengecatan. Bagi tim yang sudah selesai maka akan membantu tim yang belum selesai, hal itu juga untuk menumbuhkan rasa gotong – royong dan agar bisa bertambah rasa solidaritas antar sesama.
Selesai pengecatan peserta segera membersihkan diri dan ishoma. Pada jam 1 siang akan dilaksanakan Festival Kecerdasan. Hal ini merupakan prinsip kwarda jatim dimana paradigma tentang nkepramukaan harus di ubah mengikuti zaman digital era millenials dengan menggali potensi sumber daya manusia yang ada pada peserta. Inilah hal yang paling di nanti bagi peserta. Festifal kecerdasan merupakan sebuah ajang dimana nanti tiap-tiap peserta akan beradu pengetahuan kecerdasan dengan 1000 peserta lainnya. Kegiatan di mulai dari peserta putra yang mengikuti kegiatan ini terlebih dahulu. Festival kecerdasan ini meliputi materi tekpram, pengetahuan umum, biologi, hitung cepat, berita terbaru jaman sekarang dan masih banyak yang lainnya. Festival ini di lakukan dengan sistem gugur yang mana telah di sediakan panitia alat berupa papan untuk menulis jawaban, kapur dan tisu. Cara menjawabnya dengan menulis jawaban di papan yang telah di sediakan dan mengangkat papan ketika sudah di perintahkan, apabila jawaban yang di tulis salah, maka peserta di nyatakan gugur dan harus segera beranjak keluar dari area. Hal ini berlaku hingga menyisakan 5 orang putra dan 5 orang putri yang nantinya akan beradu kembali di babak final guna memperebutkan 2 posisi teratas untuk lolos ke provinsi. Final di mulai sore itu juga. Setelah seluruh peserta baik putra maupun putri hanya tersisa 5 orang terbaik yang bertahan.
Final di lakukan dengan menjawab pertanyaan di dalam amplop yang bertuliskan Perintis, Pencoba, Pendobrak, Penegas dan
Pelaksana yang telah di pilih secara acak dan kemudian menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh panitia. Kemudian di lanjut dengan menebak nama ataupun pertanyaan yang di ucapkan panitia berdasarkan gambar pahlawan yang di sediakan. Hal ini di lakukan dengan beradu cepat, jadi siapa yang memencet bel yang paling dulu maka di persilahkan untuk menjawab, tetapi jika jawaban salah, maka akan di lempar satu kesempatan lagi kepada peserta lain yang berhasil memencet bel lebih dulu. Dan yang terakhir adalah menebak lagu kebangsaan maupun lagu daerah hal ini juga di berlakukan sistem adu cepat. Kemudian nilai keseluruhannya di akumulasi hingga mendapat 2 finalis terbaik dengan skor nilai paling tinggi. Dari peserta putra ada Kurnia Tegar dari SMA N 2 Magetan dan Yoga Pangestu dari Man Pacitan. Sedangkan dari peserta putri ada Aulia Lagista dari SMA N 2 Magetan dan Uswatun Hasanah dari SMK N 2 Pacitan.
Festival kecerdasan ini sangat istimewa dan sangat di nanti bagi peserta karena pihak dkd jatim menyediakan hadiah yang tak tanggung-tanggung. Dimana nantinya peserta yang lolos di provinsi akan di ambil 8 besar untuk mengikuti study banding ke Thailand. Selain itu, bagi peserta yang tidak lolos 8 besar tidak perlu khawatir karena mereka juga akan pergi liburan “Goes to Jogjakarta”.
Seluruh kegiatan tak hanya dinikmati oleh para peserta dan pihak yang bersangkutan saja tetapi, kegiatan ini juga di muat dalam media cetak, radio Suara Surabaya FM 100 dan sosial media seperti instagram, twitter, facebook dan youtube khusus untuk mengunggah berbagai foto maupun video keseruan-keseruan FWKKP Zona 1 yang dikemas dengan suasana yang menyenangkan dan penuh tantangan baru. Hal ini semata mata agar selain untuk berkomunikasi, sosial media dapat di gunakan generasi millenials menjadi benar-benar update dengan life style yang semakin aktif, kreatif dan berkarya karena di rasa generasi jaman sekarang ini banyak yang melakukan aktifitas menyimpang dan cenderung tidak bermanfaat. Memang jika disadari, media sosial memiliki dampak negativ dan positif namun, hal itu kembali lagi tergantung cara bagaimana menggunakannya. Sehingga kegiatan dalam kepramukaan juga di buat sedemikian rupa supaya dapat di gunakan untuk pembentukan karakter lewat pola integrasi nalar, nurani dan pembiasaan diri di lingkungan masyarakat. Sehingga pramuka bisa menjadi semacam arlternatif bagi generasi millenials jaman sekarang ini. Sebab pramuka bukan sekadar organisasi biasa, dalam aktifitasnya menyangkut banyak hal sehingga membuat remaja yang tergabung dalam organisasi pramuka harus menjadi tokoh di barisan terdepan bersama seluruh komponen bangsa dalam mempelopori upaya terhadap hal-hal positif yang mampu memajukan bangsa . Tak hanya itu, ini menjadikan peserta yang turut andil bisa bangga. Jadi, jangan heran jika melihat anggota pramuka benar-benar update dan tak sekadar eksis di sosial media tapi juga adanya sisi positif yang dapat di ambil. Sehingga membuat netizen kagum dan bangga. Serta turut merasakan betapa bahagianya menjadi anggota pramuka dan bisa tergabung dalam fwkkp.
Kali ini dkd jatim juga membuka 3 macam lomba berkaitan dengan fwkkp 2019. Yaitu lomba artikel menarik, konten video menarik dan foto menarik. Lomba ini dapat di ikuti oleh seluruh anggota pramuka penegak dan pandega yang telah terdaftar dalam anggota SIPA. Hadiahnya pun tak tanggung-tanggung bagi juara 1, 2 dan 3 mendapatkan hadiah berupa piagam penghargaan, tropy dan uang pembinaan. Dan bagi juara pertamanya berhak mendapatkan reward berupa “Goes to Yogyakarta”
Selesai lomba kecerdasan, peserta dibebaskan untuk beristirahat dan menikmati suasana yang ada di alun-alun Pacitan, karena hari ini merupakan hari terakhir mereka berada disini. Dan esoknya sudah kembali ke rumah masing-masing. Dari tiap-tiap peserta juga di berikan piagam penghargaan atas keikutsertaannya guna menyukseskan festival ini dan juga sebuah tiska fwkkp yang nantinya akan di pasang dibaju pramuka bagian sisi kanan di atas nama yang tertempel di baju.
Malamnya, kegiatan diisi dengan malam brawijaya. Sebelumnya diawali dengan upacara penutupan kegiatan atau closing ceremony. Yaitu sambutan-sambutan, pemberian tropy kepada lima peserta finalis yang telah masuk final dan foto bersama andalan kwarda jatim serta kwarcab dari kontingen pacitan, magetan, dan ponorogo. Kemudian pemberian piagam kepada Yayuk dan Catur Widiyanti atas pemugaran rumah yang telah di lakukan dalam rangkaian kegiatan dalam festival ini.
Selesainya upacara penutupan, lalu di isi dengan tampilan guest star penutup yaitu “Klantink”. Juara jebolan program ajang pencarian bakat Indonesia Mencari Bakat (IMB).
Klantink merupakan sebuah grup musik unik dengan ukulele dan bas betot yang jarang hadir dalam sebuah format band masa kini dengan pembawaan serta cara yang istimewa dari Klantink.
Peserta menikmati suasana dengan penuh kehangatan, pada saat itu juga di nyalakannya kembang api di tengah-tengah klantink yang tengah membawakan sebuah lagu. Gegap gempita suasana di atas panggung nan mewah berhiaskan lampu-lampu higlight yang gemerlap. Klantink juga mengajak seluruh peserta untuk mengaktifkan lampu flash dari handphone masing-masing dan mereka bernyanyi bersama sehingga membuat moment ini benar-benar sangat di sayangkan jika harus segera berpisah.
Begitu banyak kenangan yang sangat terkesan dalam kegiatan ini. Yaitu peserta diajarkan kedisiplinan, gotong-royong, banyak ilmu-ilmu yang bermanfaat, peserta juga bisa menambah pengalaman. Mendapatkan nilai-nilai kebersamaan yang jarang sekali terjalin antara satu dengan yang lain, bahkan peserta yang datang dari daerah yang berbeda dan keseruan-keseruan yang sebelumnya belum dirasa oleh peserta FWKKP.
Dari kegiatan ini juga menumbuhkan manfaat positif yang sangat banyak sehingga dapat dinikmati oleh siapapun diantaranya, tempat yang telah dicat dengan hasil kreatif peserta kini semakin ramai dan banyak dikunjungi. Dimana begitu memasuki daerah Slagi , para pengunjung dan pengguna jalan akan disuguhkan pemandangan yang tentunya sudah berbeda dari biasanya, karena tembok dan dinding setiap rumah warga telah diwarnai dengan warna cat yang beragam. Bisa juga di gunakan untuk berswafoto agar terlihat instagramable. Hal itu karena para anggota dengan telaten kmemberikan sentuhan warna yang dipadupadankan sehingga terlihat lebih segar dan cerah yang enak dipandang. Masyarakat kini juga semakin peduli untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Selain bisa menjadi nilai tambah dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Pacitan kegiatan FWKKP juga untuk menunjukkan bahwa kegiatan pramuka memang luar biasa mengasyikkan dan bermanfaat untuk seluruh masyarakat.
Nama : Suci Wulandari
Kwarcab : Kabupaten Pacitan
Akun media: @suci_wlndr21 (intagram)
Suci Wulandari
(Facebook)
087758991795
(WhatsApp)
Bagus good