Beberapa orang berlarian dan tampak sibuk dengan pembagian tugas nya masing-masing. Selama beberapa hari ini, kulihat banyak aktifitas di desa ku, pemasangan banner selamat datang, pembersihan lingkungan, pemasangan hia an-hiasan dari barang bekas dan banyak lagi. Semilir angin ikut menggerisik di sela obrolan para pemuda yang kketahui adalah perwakilan dari berbagai sekolah. Mereka membicarakan ide dan masukan-masukan yang akan di lakukan pada hari H nanti. Mereka, tak lain dan tak bukan adalah panitia dan peserta yang sibuk mempersiapkan kegiatan besar terdekat di kota ini. Salah satu dari pemuda itu berjalan menuju kalendar yang terpampang di pojok dinding kemudian mencoret tanggal 15 dengan spidol merah. Zona 7, nomor yang cantik untuk kota yang juga cantik dalam pembagian zonasi ini. Zona Kota Bayu dalam Fes tiv al Wirakarya Kampung Kelir Pramuka 2019.
Aku hanya melihat sekelebat aktivitas yang mereka lakukan di hari- hari ini tanpa terlibat langsung didalamnya. Mungkin hanya sebatas bertegur sapa dengan para orang-orang berkacu merah putih yang berlalu lalang. Ya, aku bukan peserta festival wirakarya,aku bukan panitia,apalagi fasilitator, bukan, aku hanya salah satu dari warga kota nganjuk yang tertarik dengan apa yang pemuda-pemuda itu lakukan.Kebetulan,aku hanya salah satu dari warga yang rumahnya mendapatkan bagian dalam bakti pengecatan. Bukan kebetulan, lebih tepatnya keberuntungan.
Dalam tiga hari ini, mataku tidak pernah absen dari orang-orang yang lewat memakai baju berwarna abu-abu.Tidak jarang juga baju mereka dihiasi bercak cat berarna warna-warni. Aku senang melihat mereka, tampak ramah dan selalu ceria setiap waktu. Aku senang ketika mereka saling menyapa dan berjabat tangan ketika bertemu, aku meras akan persahabatan yang amat mendalam dari masing-masing mereka. Aku senang ketika mereka menyapa warga desa dan bermain
Ada beberapa nama yang ku kenal dan sekarang menjadi temanku. Mereka adalah orang-orang yang mendapat tugas mengecat rumahku, ada juga beberapa orang dari kota lain. Dari sekian banyak yang kukenal ada beberapa orang yang sangat akrab denganku, mereka adalah Adila dari Kota Madiun, Deandra dari Jombang dan Dicky dari Kabupaten Madiun.Kami berkenalan saat duduk bersama di pos dekat gang rumahku.
Mereka bercerita banyak tentang hiruk piruk kegiatan mereka dalam kepramukaan. Mereka menceritakan berbagai pengalaman yang luar biasa di telingaku. Aku sedikit terpana dengan apa yang mereka lalui, seperti Ricky yang pernah mengikuti Raimuna Nasional 2018 lalu, aku begitu antusias dengan setiap cerita yang mereka tuturkan.
“ Noviii,”sapa histeris Deandra yang sedang lewat didepan rumahku dengan meneteng cat berwarna biru.
“ Hei, lihat mukamu de, cantik sekali kau,” kekehku
“ Miss Universe mau nukang dulu ya,” Deandra tertawa ringan dan berlalu aku ikut tertawa dengan respon Deandra.
“ Noviiiiii,” Deandra rupanya berbalik arah dan kembali.
“ Jangan lupa ya, nanti malam! malam terakhir Festival Wirakarya,kamu harus hadir pokoknya,” teriak Deandra.
“ Eh iya,” aku tergagap. Beberapa kata tidak bisa kucerna dengan baik, ada beberapa kalimat yang membuatku sedikit terhen aku
“ Eh, sudah malam terakhir ya,” Tanya ku lagi
“ iya lah masa lupa, see you nanti Nov ii,” ucap Deandra sambil melambaikan tangan dan kembali menerus kan langkah padahal kami baru saja kenal, tapi rasanya begitu akrab.Aku tersenyum kecut.
Malamnya, aku benar-benar datang dan menyaksikan malam terakhir mereka. Aku berdiri tak jauh dari pembatas penonton umum dan panggung. Aku takjub melihat semua orang yang ada disini, ribuan pemuda berbaju cokelat berderet rapi didepan panggung, silau cahaya berarna-warni berpendar ke segala penjuru, detuman musik membahana dan menambah ramai suasana di lapangan. Aku mengikuti penutupan acara ini sebagai warga daerah ini, bukan sbagai peserta, tapi aku menikmatinya. Di tengah acara, kulihat Deandra, Dicky, Adila dan beberapa teman mendatangiku dan menarik masuk ke zona untuk peerta, sontak aku merasa aing, tapi kemudian kami s emua tertawa, untuk yang ini kurasa tidak masalah. Kami larut dalam suasana meriah malam penutupan acara ini.
“ Novi, jangan lupakan kami ya, senang bisa ketemu orang baik kaya kamu” celutuk Adila tiba-tiba. aku sedikit terdiam, kembali mendengar ucapannya dengan baik-baik. Tiba-tiba Dicky menepuk bahuku “ besok kalo ke Madiun bisa ngomong ke aku ya, nanti aku traktir hahaha”. Aku hanya terdiam mendengar tawa membahana Dicky. Mereka berkata demikian seakan-akan memang akan terjadi perpisahan sungguhan.Mereka berbicara kepadaku seperti teman lama yang sebentar lagi terpisahkan, aku kembali bersedih. Volume musik dan pembawa acara yang keras sudah berkurang di telingaku, tak terasa aku menetes kan air mata. Tidak logis memang para manusia yang akrab selama 3 hari ini membuatku menangis, tapi Tuhan, kuakui mereka sangat baik.
“ Hei, kenapa menangis ” ucap Deandra sambil merangkulku.
“ Terimakas ih ya, sudah menjadi teman dan aktivis yang baik disini, kalian menjalankan tugas dengan s angat baik. Aku sayang kalian, Kataku pada mereka sepertinya ikut sedih dan kulihat deandra mulai ikut menangis, kami bertiga saling berpelukan dan terbawa dalam suasana yang tak bisa kujelas kan. Diantara gema musik dan keramaian ini, di sela kemilau cahaya dan pelukan semesta ang membungkus malam terakhir di acara Festival Wirakarya kampung kelir Pramuka, aku terikat persahabatan dengan para Praja Muda Karana.
TAMAT
Profil Peserta
Namaku Erlina Novita Sari, dipilihkan oleh Tuhan untuk lahir di Kota Bayu, memiliki hobi menulis dan membaca untuk menemukan jati diri. Mulai aktif dikepramukaan sejak masuk SMA, terpanggil dari yang semula asing untuk menjadi aktivis kepramukaan. Mencintai sastra dan jatuh hati pada karya-karya Sapardi Djoko Damono. Terimakasih di ucapkan kepada siapapun manusia terhormat yang meluangkan waktu membaca karya seseorang yang ingin belajar ini. Salam literasi inovasi tiada henti.